Sabtu, 25 September 2010

Bab 3 Silaturahmi - Hadits ke-3

Hadits ke-3

Ibnu Umar r.huma. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya tingkatan tertinggi berbakti kepada ayah adalah silaturahminya seorang laki-laki kepada keluarga yang berhubungan baik dengan ayahnya setelah bapaknya pergi." (H.R. Muslim., dari Kitab Misykat ).

Keterangan
Yang dimaksud setelah ayahnya pergi adalah bepergian sementara, bisa juga bepergian selamanya, yakni meninggal dunia. Tingkatan ini adalah yang paling tinggi karena berbuat baik terhadap kawan-kawan ayahnya ketika ia masih hidup bisa saja ada tujuan-tujuan pribadi karena kuatnya hubungan dengan mereka dan berbuat baik dengan mereka sangat membantu terpenuhinya tujuan pribadi. Akan tetapi, berbuat baik dan bermurah hati dengan mereka setelah ayahnya meninggal tentunya bersih dari tujuan-tujuan pribadi, sehingga yang ada hanyalah niat untuk memuliakan ayahnya.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Ibnu Dinar rah.a. berkata, "Ketika Ibnu Umar r.huma. sedang berjalan di sebuah jalan di Makkah, ia melihat seorang Baduwi yang sedang bepergian. Kemudian Ibnu Umar r.huma. memberikan kendaraannya kepada Badui itu dan melepaskan serban di kepalanya, lalu menyerahkannya kepada orang Baduwi tersebut. Ibu Dinar rah. a. berkata, "Tuan, orang ini sebenarnya sudah cukup senang dengan pemberian yang kurang dari pemberian ini." Ibnu Umar r.huma. berkata, "Ayahnya adalah salah seorang teman ayah saya, dan saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Silaturahmi seseorang yang paling baik adalah berbuat baik terhadap kawan-kawan ayahnya."
Abu Hurairah r.a. berkata, "Ketika saya datang ke Madinah, Ibnu Umar r.huma. datang menemui saya dan berkata, 'Tahukah engkau mengapa saya datang?, Saya mendengar dari Rasulullah saw. bahwa barangsiapa yang ingin bersilaturahmi dengan ayahnya di kuburnya, hendaknya ia bermurah hati dengan kawan-kawan ayahnya, sedangkan antara ayah saya, Umar, dan ayah engkau saling bersahabat. Karena itulah saya datang kepadamu." (Targhib). Demikianlah, anak dari seorang teman berarti juga teman.
Dalam sebuah hadits, Abu Usaid Malik bin Rabiah r.a. berkata, "Ketika kami datang kepada Rasulullah saw., seseorang dari kabilah Banu Salamah datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya, "Wahai Rasulullah, setelah wafatnya kedua orangtua saya, masih adakah kesempatan untuk berbuat baik kepada mereka?" Rasulullah saw. bersabda, "Ya, masih ada, yaitu berdoa untuk mereka, memintakan ampun untuk mereka, menunaikan janji mereka yang pernah dilakukan dengan seseorang, bermurah hati dengan keluarganya, dan memuliakan kawan-kawannya." (Misykat). Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa kemudian orang itu berkata, "Wahai Rasulullah, betapa baiknya perbuatan ini." Rasulullah saw. bersabda, "Kalau begitu, amalkanlah!" (Targhib).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog wanna share to all of you about greatness and amazing benefit of sedekah or giving. You wanna find that if we make sedekah, it will not decrease your wealth.

Let's read and get yourself enlightened !!

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP