Sabtu, 25 September 2010

Bab 2 Celaan Terhadap Kebakhilan - Hadits ke 5 dan 6

Hadist ke-5

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kedermawanan adalah satu pohon di surga. Barangsiapa yang dermawan, ia telah memegang satu ranting darinya. Maka ranting itu tidak akan meninggalkannya hingga memasukkannya ke dalam surga. Dan bakhil adalah satu pohon di neraka. Barangsiapa berbuat kikir, ia telah memegang satu ranting darinya. Dan ranting itu tidak akan meninggalkannya hingga memasukkannya ke dalam neraka." ( H.R. Baihaqi dalam Syu'abul-Iman, Misykat )

Keterangan
Syuhh adalah tingkatan bakhil yang tertinggi. Masalah ini telah diterangkan dalam Bab I Ayat ke- 28. Maksudnya sudah jelas, jika kebakhilan merupakan satu pohon di neraka, maka barangsiapa yang menaikinya dengan memegang dahannya, maka ia akan sampai ke neraka. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Di dalam surga ada satu pohon yang bernama Sakha. Darinyalah kedermawanan tercipta. Dan di neraka Jahannam ada satu pohon yang bernama syuhh, darinyalah kebakhilan tercipta. Orang yang bakhil tidak akan masuk surga (Kanzul-'Ummal). Telah kita ketahui bahwa syuhh adalah tingkatan tertinggi kebakhilan. Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa kedermawanan adalah satu pohon dari pohon-pohon surga yang dahannya menjulur di dunia. Barangsiapa yang memegang salah satu dahannya, dahan itu akan menyampaikannya ke dalam surga. Dan kebakhilan adalah satu pohon dari pohon-pohon neraka yang dahannya menjalar di dunia. Barangsiapa yang memegang satu dahannya, dahan itu akan memasukkannya ke dalam neraka. (Kanzul-'Ummal).

Tentunya merupakan ketentuan yang jelas jika ada sebuah jalan menuju stasiun, maka orang yang berjalan melewati jalan itu suatu saat pasti akan sampai ke stasiun. Begitu juga dengan dahan-dahan ini, dahan pohon yang mana saja yang dipegang seseorang, maka ia akan sampai ke pohonnya.

Hadits ke-6

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kebiasaan terburuk yang ada dalam diri seseorang adalah kebakhilan yang menjadikan seseorang selalu berkeluh kesah dan ketakutan, yang menyebabkan timbulnya perasaan seakan-akan mau mati." (H.R. Abu Dawud; Misykat)

Keterangan
Allah swt. dalam Kalam Suci-Nya juga telah memperingatkan dua kebiasaan buruk ini. Allah swt. berfirman :
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan, ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yaitu mereka yang dawam dalam mengerjakan shalatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apapun (yang tidak mau meminta). Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan. Orang yang takut terhadap adzab Tuhannya. Karena sesungguhnya adzab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji-janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga yang dimuliakan." (Q.s. Al-Ma'arij: 19-35).
Pembahasan secara menyeluruh, yang serupa dengan ayat ini juga telah disebutkan pada permulaan surat Al-Mu'minun. Imran bin Husain r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. sambil memegang ujung sorbannya bersabda, "Wahai Imran, Allah swt. sangat menyukai harta yang diinfakkan di jalan Allah, dan Dia tidak menyukai harta yang disimpan. Maka belanjakanlah hartamu berilah makan orang lain, jangan merugikan siapa pun agar kerugian tidak mengejarmu. Perhatikanlah dengan sungguh-sungguh bahwa Allah swt. menyukai kehati-hatian terhadap hal-hal yang syubhat (hal yang samar) yakni bila menghadapi sesuatu yang meragukan, hendaknya mengambil sikap dengan berhati-hati. Jangan asal-asalan (melakukan apa saja yang diinginkan). Dan Allah swt. menyukai akal yang sempurna ketika syahwat memuncak (jangan sampai akal hilang pada waktu syahwat muncul). Dan Allah swt. menyukai kedermawanan walaupun hanya mengeluarkan beberapa biji kurma (yakni menurut kemampuannya). Jika tidak bisa memberi banyak, maka janganlah malu memberi meskipun hanya sedikit. Allah swt. juga menyukai keberanian, walaupun hanya dengan membunuh ular dan kalajengking." (Kanzul-Ummal). Takut kepada sesuatu yang tidak semestinya ditakuti tidaklah disukai Allah swt. Jika di dalam hati timbul juga perasaan takut, maka jangan ditampakkan. Tetapi dengan kekuatan, hendaknya menolak perasaan takut itu. Di antara doa-doa Rasulullah saw. yang diriwayatkan untuk pelajaran bagi umatnya adalah berlindung dari ketakutan. Dan dalam beberapa doa diriwayatkan agar memohon perlindungan darinya. ( Bukhari ).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog wanna share to all of you about greatness and amazing benefit of sedekah or giving. You wanna find that if we make sedekah, it will not decrease your wealth.

Let's read and get yourself enlightened !!

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP