Selasa, 13 Oktober 2009

Bab III Silaturahmi - Ayat ke-1

Bagian ini merupakan penyempurnaan dari bab-bab sebelumnya. Allah swt dalam kalam suci-Nya dan Rasulullah dalam sabda-sabdanya menekankan silaturahmi ini secara khusus dan memberikan ancaman secara khusus pula kepada orang-orang yang memutuskan silaturahmi. Karena pentingnya masalah ini, pembicaraan ini ditulis dalam bab tersendiri. Rasulullah saw bersabda,” Bersedekah kepada ahli keluarga itu dua kali lipat pahalanya.” ( Kanzul Ummal ).

Ketika Ummul Mukminin Maimunah r.ha. telah memerdekakan seorang hamba sahaya perempuan, maka Rasulullah saw bersabda,” Jika kamu memberikannya kepada pamanmu, itu lebih utama.” ( Kanzul Ummal ). Dalam bersedekah, bila tidak ada ketentuan keagamaan yang lebih penting, maka bersedekah kepada kaum kerabat itu lebih utama daripada kepada orang lain yang bukan kerabat. Tetapi jika untuk kepentingan agama, maka membelanjakan harta di jalan Allah swt, pahala yang akan diperoleh dilipatgandakan 700 kali. Dalam Al Qur’an dan hadits, banyak sekali disebutkan tentang keutamaan menyambung silaturahmi dan ancaman bagi yang memutuskannya.

Ayat ke-1





“ Sesungguhnya Allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberikan pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” ( QS An Nahl: 90 )

Keterangan

Di dalam Al Quran didapati banyak sekali firman Allah swt mengenai perintah dan anjuran untuk menyayangi kaum kerabat dan bersedekah kepada mereka. Selanjutnya di sini akan ditampilkan juga beberapa ayat mengenai masalah tersebut. Ayat-ayat tersebut adalah:


Beberapa ayat di atas sekedar contoh, karena jika ditampilkan semuanya beserta terjemahannya, dikhawatirkan akan terlalu panjang. Jika Allah swt menyebutkan suatu perkara secara berulang-ulang di dalam kalam suci-Nya, maka pasti perkara tersebut sangat penting. Ka’ab Akhbar r.a., berkata,” Demi Dzat yang telah membelah lautan untuk Nabi Musa a.s. dan bani Israel, telah ditulis di dalam Taurat,’ Jika kamu selalu takut kepada Allah swt dan selalu menyambung tali silaturahmi, Aku akan menambah umurmu, Aku akan memudahkan urusan-urusanmu, dan Aku akan menjauhkan dirimu dari kesulitan.’ “
Di beberapa tempat dalam Al Qur’an, Allah swt telah memerintahkan untuk menyambung tali silaturahmi. Allah swt berfirman,”

 


“ Bertaqwalah kepada Allah yang dengan ( mempergunakan ) nama-Nya, kamu saling meminta, dan ( peliharalah ) hubungan silaturahmi.” ( An Nisaa: 1 )

Yakni sambunglah tali silaturahmi dengan mereka dan jangan memutuskan hubungan dengan mereka. Dalam ayat yang lain, Allah swt berfirman:




“ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya.” ( Al Israa 26 )

Yakni tunaikanlah hak saudara-saudaramu dan sambunglah tali silatuahmi.

Di tempat yang lain, Allah swt berfirman:






“ Sesungguhnya Allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat. Dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberikan pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” ( QS An Nahl: 90 )

Yakni, Allah swt memerintahkan kita untuk mentauhidkan-Nya dan bersaksi dengan Laa ilaaha illallohu, berbuat baik kepada orang lain, memaafkan mereka, menyambung tali silaturahmi dan bersedekah kepada mereka. Setelah memerintahkan tiga perkara, Dia melarang berbuat keji, dosa, kemungkaran dan menzalimi orang lain. Kemudian Allah swt berfirman bahwa perkara-perkara tersebut dinasihatkan kepada manusia, agar manusia mau menerima nasihat-Nya.

Utsman bin Madz’un r.a. berkata,” Saya sangat mencintai Rasulullah saw. Rasulullah selalu menyuruh saya untuk masuk Islam. Karena merasa malu, akhirnya saya pun masuk Islam, tetapi Islam belum masuk ke dalam hati saya. Suatu ketika, saya duduk di samping Rasulullah sambil berbincang dengan beliau. Tiba-tiba di tengah pembicaraan itu, beliau saw melihat ke arah lain sehingga seakan-akan beliau berbicara dengan orang lain. Sebentar kemudian, beliau menghadap ke arah saya lagi dan bersabda,’ Jibril a.s. datang dengan membawa ayat ini:







( An Nahl 90 )

Saya merasa sangat senang setelah mendengar makna yang terkandung di dalamnya, sehingga Islam telah masuk ke dalam hati saya. Setelah bangkit dari tempat itu,saya pergi kepada paman Nabi saw, yaitu Abu Thalib ( yang tidak mau memeluk Islam ), lalu saya berkata kepadanya,” Saya tadi duduk di samping keponakanmu pada saat ayat ini diturunkan kepada beliau.” Ia berkata,” Ikutilah Muhammad, kamu akan memperoleh kejayaan. Demi Allah, terlepas dari apakah ia benar atau salah dalam pengakuannya sebagai Nabi, tetapi ia mengajari kalian kebiasaan yang baik dan akhlak yang mulia.” ( Dari Kitab Tanbihul Ghaafilin ). Inilah nasihat dari seseorang yang belum masuk Islam. Meskipun ia menyangsikan kenabian keponakannya, ia tetap mengakui bahwa ajaran Islam itu merupakan ajaran yang terbaik dan mengajarkan akhlak yang mulia. Tetapi anehnya, pada hari ini orang Islam justru berakhlak buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog wanna share to all of you about greatness and amazing benefit of sedekah or giving. You wanna find that if we make sedekah, it will not decrease your wealth.

Let's read and get yourself enlightened !!

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP