Selasa, 13 Oktober 2009

Bab III Silaturahmi - Ayat ke-2

Ayat ke-2






“ Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka ( tidak ) akan memberi ( bantuan ) kepada kaum kerabat ( nya ), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS An Nuur: 22 )

Keterangan:

Ayat suci ini beserta terjemahannya sudah diterangkan dalam Bab I ayat ke-18. Maksud diulang kembali di sini adalah untuk sekedar mengingatkan agar kita juga memikirkan dan merenungkan kebiasaan para pendahulu kita. Ini juga merupakan anjuran Allah swt sebagaimana disebutkan di atas. Betapa keras dan betapa penting peristiwa itu, di mana istri Rasulullah saw, yaitu ‘Aisyah r.a., Ibu orang-orang mukmin telah difitnah, sedangkan yang menyebarluaskan fitnah tersebut adalah keluarga dekatnya. Padahal semua biaya hidup dari si penyebar fitnah tersebut ditanggung oleh Abu Bakar, ayahanda dari Aisyah r.a. Menghadapi peristiwa tersebut, tentu saja Abu Bakar sangat bersedih. Namun demikian, Allah swt tetap memerintahkan Abu Bakar untuk memberi nafkah kepadanya dan memaafkan perbuatannya. Sebagaimana telah diceritakan sebelumnya, bahkan setelah turunnya ayat itu, Abu Bakar malah menambahkan nafkah/ subsidinya dua kali lipat dibandingkan sebelumnya. Dapatkah kita berbuat seperti itu kepada keluarga kita sendiri ketika seseorang menuduh kita atau keluarga kita telah melakukan perbuatan yang buruk? Bahkan yang sering terjadi adalah, kita akan memusuhi orang tersebut dan bahkan seluruh anggota kerabatnya yang berhubungan dengannya. Kita benar-benar akan memutuskan hubungan dengannya, dan bahkan kita tidak akan mau menghadiri segala undangannya.

Allah swt telah berfirman agar kita tidak memendekkan tangan kita dari memberi bantuan terhadap mereka. Tetapi yang terjadi pada diri kita justru sebaliknya. Namun, bagi orang yang di dalam hatinya terdapat hakikat iman, keagungan Allah dan kebesaran Allah swt, ia akan tetap membantu mereka. Inilah yang disebut taat. Semoga Allah swt Yang Maha Tinggi menurunkan rahmat-Nya dan mengangkat derajat mereka sesuai dengan kemuliaan mereka. Para shahabat Nabi, seperti Abu Bakar juga sama dengan kebanyakan manusia lainnya, yang memiliki sifat marah dan sifat-sifat manusiawi lainnya. Akan tetapi, demi untuk memperoleh keridhaan Allah swt, mereka sanggup untuk mengesampingkan gengsi, nama baik, kecemburuan dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog wanna share to all of you about greatness and amazing benefit of sedekah or giving. You wanna find that if we make sedekah, it will not decrease your wealth.

Let's read and get yourself enlightened !!

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP