Rabu, 16 Desember 2009

Bab II Celaan Terhadap Kebakhilan/ Kekikiran - Ayat ke-2

Ayat ke-2

"Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan (jika kamu bersedekah atau berderma), dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Qs. Al- Baqarah: 268)
Keterangan


Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Dalam diri manusia ada satu syaitan yang bekerja dan ada satu malaikat yang bekerja. Pekerjaan syaitan adalah menakut-nakuti keburukan (misalnya, jika bersedekah kamu akan jatuh miskin dan sebagainya), dan mendustakan yang benar. Dan pekerjaan malaikat adalah menjanjikan kebaikan dan membenarkan yang haq. Barangsiapa mendapatkannya (yakni pikiran tentang perkara yang baik masuk ke dalam hati) maka anggaplah itu dari Allah swt. dan bersyukurlah. Dan barangsiapa mendapatkan sesuatu yang lain (pikiran kotor masuk ke dalam hati) maka mintalah perlindungan dari godaan syaitan. Setelah itu Rasulullah saw. membaca ayat suci ini." (Misykat). Maksudnya, Rasulullah saw. membaca ayat ini untuk menguatkan sabdanya tersebut. Di dalamnya, Allah swt. berfirman bahwa syaitan menakut-nakuti dengan kefakiran, mendorong berbuat keji, dan berkata yang kotor. Inilah yang dimaksud mendustakan yang haq.
Abdullah bin Abbas r.huma. berkata bahwa di dalam ayat suci ini ada dua perkara dari Allah swt., dan dua perkara dari syaitan. Syaitan menjanjikan kefakiran dan memerintahkan kemungkaran. Ia berkata, "Jangan membelanjakan harta, simpanlah dengan hati-hati karena kamu pasti memerlukannya." Sedangkan Allah swt. menjanjikan ampunan atas dosa-dosa, dan menjanjikan bertambahnya rezeki bagi orang yang membelanjakan hartanya. (Durrul-Mantsur).
Imam Ghazali rah.a. berkata, "Orang hendaknya jangan terlalu sibuk memikirkan yang akan datang dan apa yang akan terjadi. Jika Allah swt. sendiri telah menjanjikan rezeki, hendaknya ia meyakini dan memahami bahwa mengkhawatirkan keperluan pada masa yang akan datang itu adalah bisikan syaitan. Sebagaimana telah disebutkan di dalam ayat ini, syaitan selalu membisikkan ke dalam hati manusia berupa kekhawatiran: Jika kita tidak mengumpulkan harta, maka pada waktu kita sakit atau sudah lemah dan tidak mampu bekerja, atau datang keperluan yang mendadak, kita akan berada dalam kesulitan, sehingga kita akan repot dan menderita. Dengan pikiran-pikiran seperti itu, syaitan telah memerangkap orang ke dalam kesusahan, penderitaan, dart ketakutan pada saat itu, dan ia akan terus-menerus berada dalam penderitaan tersebut. Kemudian syaitan akan menertawakannya, "Orang bodoh ini sedang terperangkap dalam penderitaan yang sebenarnya, yakni takut akan penderitaan yang semu." (Ihya' Ulumiddin). Demikianlah, setiap waktu ia resah memikirkan bagaimana mengumpulkan harta, dan kekhawatiran tentang masa depan selalu menghantuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

This blog wanna share to all of you about greatness and amazing benefit of sedekah or giving. You wanna find that if we make sedekah, it will not decrease your wealth.

Let's read and get yourself enlightened !!

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP