Hadits-Hadits Mengenai Kebakhilan
Hadits ke-1
Dari Abu Sa’id r.a., berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,” Dua kebiasaan yang tidak bisa berkumpul dalam diri seorang mukmin, yaitu kikir dan akhlaq yang buruk. ( Hadits Riwayat Tirmidzi- Misykat)
Keterangan
Berbuat bakhil/ pelit dan berakhlaq buruk sama sekali bukanlah sifat seorang mukmin. Orang yang berbuat demikian hendaklah meneliti imannya. Orang yang seperti ini dikhawatirkan akan kehilangan iman. Karena, setiap perbuatan baik akan menyebabkan orang yang melakukannya akan melakukan perbuatan baik lainnya. Demikian juga dengan perbuatan buruk, pun akan menyebabkan dilakukannya perbuatan buruk lainnya. Dalam hadits yang lain juga disebutkan bahwa Nabi saw bersabda,” Syuhh ( tingkatan tertinggi sifat kikir ) tidak bisa berkumpul dengan iman.” ( Misykat ). Karena antara syuhh dan iman sangat bertolak belakang, maka keduanya tidak dapat berkumpul. Sebagaimana berkumpulnya air dan api, yang lebih kuat tentu akan mengalahkan dan membinasakan yang lemah. Jika airnya lebih banyak, maka air itu akan memadamkan api. Sebaliknya jika apinya lebih banyak, maka akan membakar air. Dua benda tersebut memiliki sifat yang bertentangan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap wali yang diciptakan Allah swt, pasti memiliki dua karakter, yaitu kedermawanan dan akhlaq yang baik. ( Kanzul Ummaal )
Dalam hadits yang lain lagi dikatakan,” Tidak ada seorang wali Allah pun yang diciptakan tanpa memiliki sifat dermawan.” ( Kanzul Ummal ). Berdasarkan hadits ini jelaslah bahwa orang yang dekat dengan Allah dan cinta kepada-Nya, maka hatinya selalu ingin membelanjakan hartanya untuk makhluq-makhluq-Nya. Karena di antara sesuatu yang harus dikerjakan sebagai bukti cinta kepada-Nya adalah membelanjakan harta yang dicintai kepada keluarga dan kerabat. Jika semua makhluk itu merupakan keluarga Allah swt, maka hati seorang wali pasti ingin membelanjakan hartanya untuk makhluk-Nya. Orang yang memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah swt, hatinya selalu ingin membelanjakan hartanya untuk mencari ridha-Nya. Dan jika hatinya tidak ingin membelanjakan hartanya, tenttu saja ini merupakan pertanda bahwa cintanya kepada harta melebihi cintanya kepada Allah swt, dan pengakuannya bahwa ia mencintai Allah adalah pengakuan yang dusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar